KETELADANAN
RASULULLAH S.A.W DALAM MEMBINA UMAT DI MADINAH BAGI KITA Posted By imam septian On 26 Mei 2012. Under keteledanan rasullah saw Tags:pendidikan agama islam
- SEJARAH DAKWAH RASULULLAH S.A.W PERIODE MADINAH
Selama 13 tahun nabi muhammad s.a.w
melakukan dakwah di mekkah, karena mendapatkan tekanan serta penganiayaan
kemudian rasulullah s.a.w dan para sahabatnya melakukan hijrah ke yatsrib
(madinah).
Setelah berada di madinah rasulullah
s.a.w melakukan langkah-langkah strategis antara lain sebagai berikut :
1. Penataan persatuan umat islam
2. penataan bidang
politik dan pemerintah
3. penataan persatuan
warga bangsa madinah
4. penanaman kebebasan
sikap (toleransi) dalam beragama
5. pembangunan dan
pembinaan di bidang ekonomi dan perdagangan.
Setelah rasulullah tiba di madinah di
sambut para sahabat, baik dari golongan ansor yang merindukan seorang pemimpin
yang jujur dan adil, maupun dari golongan muhajirin yang terlebih dahulu hijrah
ke tempat itu atas izin rasulullah s.a.w sendiri.
Rasulullah s.a.w menata persatuan umat
islam dengan mempersaudarakan dan mempersatukan setiap orang dari
golongan muhajirin menjadi saudaranya setiap orang dari golongan ansor. Seperti
abu bakar sidiq dari kaum muhajirin di persaudarakan dengan khadijah bin zuhair
dari kaum ansor, ja’far bin abi talib di persaudarakan dengan mu’adz bin jabal,
umar bin khatab dengan itban bin malik al khazraj dan abdurrahman bin auf
dengan sa’ad bin ar-robbi.
Terjalinnya persatuan dan persauadaraan
yang kuat di kalangan muslimin, rasulullah s.a.w mengambil langkah-langkah
berikutnya, seperti penataan bidang pemerintahan dan perekonomian masyarakat.
Umat islam di anjurkan agar bekerja keras dan mencari nafkah. Kaum ansor
penduduk asli madinah peduli dan perhatian terhadap kaum muhajirin. Terlihat
ketika kaum ansor menyediakan keperluan hidup kaum muhajirin. Seperti :
1. tempat
tinggal / rumah untuk berteduh
2. keperluan
sandang & pangan sehari-hari
3. lapangan
pekerjaan untuk mencari nafkah
4. mencarikan
& meminjamkan modal usaha bagi para wiraswasta
5. membagi
tanah & ladang untuk keperluan membangun rumah / bercocok tanam
6. memberikan pelatihan
cara-cara bercocok tanam
7. membantu
menyediakan bahan, baik untuk keperluan membangun rumah maupun pertanian & peternakan
8. memberikan
& mencarikan jodoh bagi yang belum berkeluarga
Terjadinya sikap persaudaraan &
kesatuan umat islam dapat memudahkan terjadinya transaksi ekonomi antara satu
dengan yang lainnya. 2 kelompok tersebut memiliki skill ekonomi berbeda. Kaum
muhajirin mekkah mempunyai keahlian di bidang perdagangan & peternakan,
sedangkan kaum ansor madinah mempunyai keahlian di bidang pertanian&
perkebunan. Sehingga rasulullah memadukan 2 potensi ekonmi tersebut untuk
membangkitkan ekonomi kaum muslimin pada waktu itu.
Tingkat
persaudaraan dan persatuan umat islam antara golongan muhajirin dan ansor telah
terjalin sangat erat. Hati mereka terpaut menjadi satu oleh kaidah &
keimanan yang tak dapat di pisahkan oleh suatu apapun. Saling “mencintai”,
tolong- menolong & bantu- membantu dengan tulus & ikhlas.
Yang Artinya : Dan orang-orang yang telah menempati
kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka
(Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka
(Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka
terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka
mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun
mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya,
mereka itulah orang orang yang beruntung
Rasulullah s.a.w menganjurkan kaum
muslimin tidak menjadi beban bagi yang lainnya. Kaum muhajirin yang terlalu
lama menggantungkan pemberian kaum ansor. Mereka mengambil sikap dengan
lapangan pekerjaan yang dipilihnya. Misal abdurrahman bin auf, usman bin affan
& suhaib bin sinan memilih menjadi saudagar di pasar, abu bakar sidiq, umar
bin kathab & sa’ad bin abi waqas memilih menjadi petani dan mu’adz bin
jabal sebagai warga asli madinah mengajari mereka cara bercocok tanam.
Rasulullah s.a.w memilih menjadi petani dengan membeli kebun milik para sahabat
ansor.
Ekonomi
umat islam mulai bangkit dari berbagai sektor baik perdagangan, pertanian &
jasa. Melihat perkembangan islam yang pesat di madinah, menimbulkan kaum kafir
mekkah selalu melancarkan provokasi & hasutan, berusaha menghancurkan agama
islam dan nabi membawanya muhammad s.a.w.
Sejarah
perjuangan rasulullah s.a.w & para sahabat di madinah tercatat beberapa
kali peperangan besar antara kaum muslimin dengan kaum kafir quraisy, kaum
yahudi madinah di antaranya adalah :
a) perang badar ( 17
ramadhan 2h / 3 januari 623M )
b) perang
uhud ( pertengahan sya’ban 3h / januari 625 M )
c) perang
kandhaq ( syawal 5h / maret 627 M )
d) perang sawiq
e) perang bani quraidzah
1. PERANG BADAR
Perang
badar terjadi pada tanggal 17 ramadhan tahun ke-2 hijriyah / 3 januari 623 M.
Bertempat di perigi bernama badar antara mekkah dan madinah. Oleh sebab itu,
peprangan tersebut di beri nama badar. Ketika kafilah perdagangan kaum kafir
quraisy yang di pimpin abu sofyan bin harb melintasi ujung batas negeri
madinah, rasulullah s.a.w menyiapkan pasukan islam sebanyak 313 orang untuk
mencegatnya. Bendera perang di serahkan kepada mushab bin umair. Abu sufyan
meminta bantuan abu jahal di mekkah dan di kirimlah kekuatan 1000 orang.
Setelah pasukan kafir quraisy telah menuju desa badar maka pasukan islam
menyongsongnya dan berkemah di dekat sumber air di desa badar.
Sebelum perang massal terjadi, terlebih
dahulu pasukan kafir Quraisy menantang perang tanding satu lawan satu. Dengan
semangat jiha yang tinggi, pasukan Islam segera meminta izin kepada Posulullah
SAW agar untuk menjawabnya tantangan pasukan kafir. Rosulullah mengizinkan dan mengutus
tiga orang perwiranya yang gagah perkasa, pemberani dan sangat kuat imannya,
yaitu Hamzah bin Abdul Mutalib, Ali bin Abi Talib dan Ubaid dan Haritsah.
Sedangkan dari pihak kafir Quraisy mengutus perwiranya, yaitu Utba bin Rabia,
Syaiba saudaranya Utba dan Walid Bin Utba (anaknya).
Perang tanding pun dimulai, hanya dalam
hitungan detik Hamzah bin abdul mutalib dapat menebas leher Syaiba hingga
tewas. Begitu juga Ali bin Abi Talib juga dapat membunuh Walid bin Utba dengan
sekejab, sedangkan Ubaid bin haritsah tampak saling melukai, namun menyaksikan
saudaranya terdesak, Hamzah bin Abdul Mutalib segera menebaskan pedangnya ke
leher Utba hingga tewas.
Menyaksikan perwiranya pilihannya
terbunuh, Abu Sufyan segera menyerukan komandonya untuk menyerang kaum
muslimin. Sedangkan dipihak muslim, Rosulullah SAW masih tampak khawatir
melihat pasukan musuh yang begitu besar jumlahnya. Namun Allah SWT tidak akan
membiarkan utusannya dalam kecemasan, maka segeralah diturunkan wahyu untuk
meyakinkan hati Nabi Muhammad SAW yaitu firman Allah SWT :
Artinya : wahai Nabi (Muhammad), korbankanlah semangat
para mukimin utnuk berperang. Jika ada 20 orang yang sabar diantara kamu,
niscaya mereka dapat mengalahkan 200 oarang musuh. Dan jika ada 200 orang (yang
sabar) diantaramu, niscaya mereka dapat mengalahkan 1000 orang kafir, karena
orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti. “(QS. Al-Anfal : 65)”
Setelah mendapat wahyu tersebut, Nabi
Muhammad SAW segeramengobarkan semangat jihad kepada pasukan Islam yang telah
siaga menerima perintah dari beliau. Tidak ada sedikit pun perasaan takut dan
bimbang dalam pasukan muslim, sebaliknya jiwa mereka dipenuhi dengan semangat
jihad membela agama Allah dan Rosul-nya. Nabi segera memberikan komando perang
dengan mengucapkan kalimat “Ahad, Ahad, Ahad.”
Mendengar komando Rouslullah SAW pasuka
Islam segera berhamburan kemedan perang dengan gagah perkasa. Puluhan musuh
terbubuh dengan sabetan pedang Hamzah bi Abdul Mutalib (Paman Nabi), puluhan
lainnya tewas di tangan Ali bin Abi Talib , pemuda muslim yang gagah dan
pemberani, ahli strategi perang tanding. Sa’ad bin Abi Waqas sahabat senior,
ahli pembidik panah m,endengar seruan Nabi ; “Bidikan anak panahmu hai Sa’ad,
ibu Bapakmu menjadi jaminan bagimu.” Sa’ad teringat do’a Nabi kepadanya pada
saat baru masuk Islam. “ Ya Allah, Tepatkanlah bidikan panahnya, dan
kabulkanlah do’anya.” Maka menggelerolah semangat juang Sa’ad seketika, hampir
tidak ada anak panah yang dilepasnya tanpa menewaskan musuh yang menjadi
sasarannya.
Nabi
sendiri tidak hanya mengomando di belakang, beliau maju kedepan sambil
menaburkan debu ke arah musuh, seraya berkata:”Hitamlah wajahmu”, kemudian
memberi komando,”serbu...! pasukan islam terus berjuang dengan penuh semangat
untuk membela dan mempertahankan agam islam. Rasulullah SAW juga terus
menyemangati pasukannya dengan berulang-ulang membacakan ayat al-qur’an
berikut:
Artinya: “...kelak akan aku berikan rasa ketakutan ke
dalam hati orang-orang kafir, maka pukullah atas leher mereka dan pukullah
tiap-tiap ujung jari mereka.” (QS. Al-Anfal:12)
Mendengar seruan rasulullah SAW itu,
para sahabat berjuang dengan gigih dan pemberani, sehingga kemenangan dapat di
raih dan korban dari pihak muslim dapat di tekan. P[asukan kafir yang sudah
terdesak berlari kocar-kacir meninggalkan segala perbekalan yang dibawanya.
M,ereka menderita kekalahan yang cukup parah, dan jumlah korbannya yang
terbunuh cukup banyak, yakni 70 orang tewas termasuk Abu jahal dan 70 orang
lainnya tertawan oleh pasukan islam, belum lagi korban luka yang jumlahnya
ratusan. Sedangkan dari pihak muslim, 15 orang gugur sebagai syahid dan
beberapa orang luka.
Kemenangan perang badar itu,
sebagai bukti keteguhan dan kekuatan iman kaum muslimindalam memperjuangkan
agama Allah SWT yang pada gilirannya dapat mengharumkan nama umat islam dan
kebesaran agama islam.
2. PERANG UHUD
Perang
uhud terjadi pada pertengahan bulan sya’ban tahun 3 hijriyah/bulan januari 625
M bertempat di kaki bukit uhud yang terletak di sebelah utara kota madinah.
Kekalahan perang badar, membuat pasukan
kafir quraisy dendam kesumat. Mereka menyiapkan 3000 orang pasukan. Abbas bin
abdul muthalib (paman nabi) yang waktu itu belum masuk islam khawatir akan
keselamtan keponakannya (nabi muhammad SAW), kemudian mengutus kurir
memberitahukan kepada nabi bahwa umat islam akan diserang.
Nabi
muhammad SAW bermusyawarah dengan para sahabat dan memutuskan untuk menghadapi
pasukan kafir quraisy di luar kota madinah. Kaum muslimin dengan kekuatan 1000
orang di berangkatkan menuju bukit uhud. Namun sekitar 300 orang membelot
menolak perang karena hasutan oleh seorang munafik abdullah bin ubay, sehingga
tinggal 700 orang yang maju perang. Rasulullah SAW mengatur strategi dan taktik,
dimana 50 orang ahli panah yang di pilih oleh abdullah ibu jarir di tempatkan
di atas bukit dan berpesan agarb tidak meninggalkan bukit dalam kedaaan apapun
sampai ada komando berikutnya. Pasukan berkuda di tempatkan di bawah bukit
dengan siaga penuh.
Seperti
biasa, perang di mulai dengan duel satu lawan satu. Pihak musuh menampilkan
empat bersaudara, yaitu talhah bin abi talhah, usman bin abi talhah, as’ad bin
abi talhah, dan musami bin abi talhah. Sedangkan dari pihak muslimin hanya
menampilkan dua perwira perkasa, yaitu ali bin abi talib dan hamzah bin abdul
muthalib. Namun keempat musuh dari pihak kafir itu dapat di tumpas dengan
mudah. Talhah dan as’ad terbunuh oleh hamzah, sedangkan usman dan musami tewas
di tangan ali.
Perang
massal pun segera berkobar, pasukan muslim berjuang dengan gagah berani, banyak
musuh yang terkapar oleh pedang kaum muslimin. Bahkan hanya dalam hitungan jam,
pasukan muslimin merasa telah mendapat kemenangan dan mereka ingin
segeramendapatkan harta rampasan yang ditinggalkan musuh, sehingga merreka lupa
akan pesan rasulullah SAW agar tidak meninggalkan posko sebelum ada komando.
Pasukan pemanah berhamburan turun kebawah turut mengumpulkan harta rampasan,
sedangkan pada saat yang bersamaan, pasukan pemanah kafir yang di pimpin oleh
khalid bin walid segera mengisi tempat yang ditinggalkan pasukan muslimin.
Maka
dalam waktu sekejap, pasukan kafir yang telah berada di posisi strategis dapat
menghancurkan kaum muslimin yang sedang berebut harta ghanimah. Pasukan islam
terjepit dan banyak syuhada yang berguguran.
Di
tengah hiruk pikuk peperangan, terdengar suara bahwa rasulullah SAW terbunuh
yang dikumandangkan oleh pihak musuh, dengan maksud melemahkan mental pasukan
islam. Rasulullah SAW sendiri memang sedang turut berkecamuk di kancah
peperangan, beliau terdesak oleh musuh sehingga terjerembab ke dalam lubang.
Nmaun pasukan islam yang bertugas melindungi keselamatan jiwa nabi seperti ali
bin abi tholib. Abu dujanah, saad bin abi waqash dan umu umarah (pahlawan
wanita yang setia membela nabi) segera sigap menolong beliau. Rasul pun dapat
terselamatkan dan segera diserukan kepada kaum muslimin bahwa rasulullah SAW
masih hidup.
Perang
terus berlangsung datanglah ubay bin khalaf sambil menghunus pedang hendak
mencoba membunuh rasulullah SAW namun beliau segera sigap mengambil tindakan
mempertahankan diri dengan menghujamkan pedangnya ke tubuh ubay bin khalaf
hingga tewas. Itulah kali pertama dan terakhir musuh tewas di tengah beliau.
Akibat perang yang tak terkendalikan, rasulullah SAW mendapat luka yang cukup
parah di kening dan anggota tubuh lainnya, gigi gerahamnya patah dan banyak
mengeluarkan darah.
Peperangan di menangkan oleh pasukan kafir quraisy, kaum muslimin
mangalami kekalahan yang cukup parah. Lebih dari 70 orang gugur sebagai syuhada
dan puluhan lainnya mengalami luka berat dan ringan. Sedangkan pasukan kafir
segera menarik diri dan beranjak menuju kampung halaman mereka di mekkah.
Setelah peperangan mereda, kaum muslimin segera mengumpulkan jenazah para
syuhada, satu persatu merreka di kenali identitasnya, kemudian di baringkan
secara rapi dan berjejer. Rasulullah SAW segera memeriksa jenazah para
sahabatnya yang gugur sebagai syuhada tersebut. Satu persatu di kenali wajahnya
dan semuanya dalam kondisi mengenasakan, mereka dianiaya setelah tak berdaya,
bahkan ada yang di rusak anggota tubuhnya setelah mereka mati. Hal itu terbukti
dari pemeriksaan rasulullah SAW, ternyata ada jenazah kaum muslimin yang telah
hilang telinganya, ada yang ususnya terburai, matanya di cukil dengan ujung
pedang dan kekejian –kekejian lainnya.
Lebih
parah lagi ketika beliau menyaksikan jenazah pamannya, hamzah bin abi mutholib
jenazah paman tercinta rasul itu sangat mengenasakan, usunya terburai jantung
dan limpanya hilang di makan oleh hindun binti jahsyin istri abu sufyan,
telinganya hancur, dan matanya dicungki pedang. Rasulullah SAW menangis
meneteskan air mata, seraya bersabda:”seumur hidupku belum pernah bersedih dan
semarah ini. Demi sekiranya nanti Allah memberi kemenangan kepaada kita, mereka
akan kuperlakukan menurut cara yang belum pernah di perbuat oleh bangsa arab”.
Kesedihan rasulullah SAW terhadap meninggalnya hamzah bin abdul muthalib adalah
wajar,mengingat betapa besar keimanan dan kesetiaan hamzah membela agam Allah
dan melindungi beliau. Semasa hidupnya, hamzah di kenal sebagai seorang yang
gagah dan pemberani dalam membela kebenaran, sehingga rasulullah amat terkesan atas
jasa baiknya. Kini orang yang di berinya julukan : singa Allah dan rasul-Nya,
singa padang pasir, pembela kaumnya dan pedang agamanya itu telah tiada dan
gugur dan sebagai syahid.
Bagi
rasulullah SAW hamzah adalah orang yang paling di hormatidan di cintainya.
Sehingga kepergiannya ke alam baka sangat memukau jiwa beliau, jika tidak ada
keimanan yang mendalam di lubuk hatinya, niscaya beliau tidak terima paman
kesayangannya itu di bunuh secara sadis dan tidak berperikemanusiaan. Dalam hati
beliau ingin rasanya membalaskan dendam terhadap orang-orang kafir biadab itu.
Namun Allah SWT Maha Pengasih dan Penyayang terhadap hamba-Nya, segeralah turun
wahyu surat An-Nahl: 126-127 berikut:
Artinya: “Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan
(balasan) yang sama dengan siksaan yang di timpakan kepadamu. Tapi jika kamu
bersabar, sesungguhnya itulah yang terbaik bagi orangyang sabar. Dan sabarlah
(muhammad) dan kesabaranmu itu semata –mata dengan pertolongan allah, dan
janganlah engkau bersedih hati terhadap kekafiran mereka dan jangan pula
bersempit dada terhadap tipu daya yang mereka rencanakan.” (QS. An-Nahl:
126-127)
Setelah
menerima wahyu tersebut, semangat rasulullah SAW kembali bangkit dan keesokan
harinya segera menyiapkan satu pasuakan yang langsung di bawah komando beliau.
Rasulullah SAW dan kaum muslimin segera bangkit mengejar pasukan kafir yang di
perkirakan masih ada di tengah perjalanan. Memang demikian adanya. Pasukan
kafir mendapat laporan bahwa pasukan islam di bawah komando muhammad tengah
mengadakan pengejaran. Abu sufyan merasa was-was dan ketakutan. Menhadapi
pasukan muhammad takut kalah, langsung pulang ke mekkah takut di perolok dan di
lecehkan kaumnya. Akhirnya abu sufyan sebagai pemimpin kafir membuat siasat tipu
muslihat. Pasukan islam di suruhnya menunggu di suatu tempat karena akan di
serang oleh pasukan kafir, maka berhentilah pasukan muslimin menunggu serangan,
sedangkan pasukan kafir tetpa meneruskan perjalanan pulang ke mekkah. Dengan
demikian berakhirlah perang uhud dengan kemenangan pihak kafir.
3.PERANG KHANDAK
Perang
khandak terjadi pada bulan syawal tahun ke-5 hijriyah/maret 627 M bertempat di
sebelah utara kota madinah. Sebab rasa dendam kaum yahudi dari suku bani nadzir
yang terusir oleh pasukan islam dari madinah tidak pernah padam, mereka
berusaha menghasut kafir quraisy mekkah agar mau bersekutu dengan mereka untuk
memerangi umat islam di madinah.
Abu
sufyan menyiapkan pasukan sebanyak 10.000 orang, yang merupakan gabungan beberapa
suku, antara lain suku quraisy dan para sekutunya. Karena pasukan gabungan
antara suku-suku yang memusuhi islam, maka perang khandak juga di sebut dengan
perang ahzab.
Sanak
family rasulullah SAW yang masih tinggal di mekkah segera melaporkan kesiapan
pasukan kafir tersebut kepada beliau, maka musyawarah pun di gelar dengan para
sahabat muhajirin dan ansar. Masing-masing sahabat mengajukan usul yang brilian
tentang teknik dan strategi perang kali ini, namun banyak di setujui forum adalah
pendapatnya salman al farisi, yaitu dengan cara bertahan di dalam kota, namun
hendaknya di dalam kota di pagari dengan parit-parit yang lebar dan dalam. Oleh
sebab itu perang ini di namai perang khandak.
Selesai
musyawarah, rasulullah segera memimpin penggalian, beliau yang pertama kali
menggali dan memecahkan batu untuk di angkat ke permukaan. Para sahabat segera
mengikuti jejak beliau dengan penuh semangat. Kaum muslimin pada waktu itu
sedang di timpa kesukaran di bidang ekonomi akibat perang yang berkepanjangan,
para petani belum sempat bertani, para pedagang tidak sempat berjualan, para
peternak juga kehabisan modal untuk membeli ternak baru, sebab ternak mereka
habis di gunakan untuk keperluan jihad. Namun rasulullah SAW adalah seorang
pemimpin yang luar biasa, beliau tahu kalau umatnya kelaparan dan kekurangan
pangan, maka setiap seruan tidak hanya perintah tapi juga turut mengerjakan
perbuatan tersebut. Begitu pula dalam pembuatan parit di perbatasan kota
madinah.
Akhirnya
tidak lebih dari satu minggu, terbujurlah parit dari arah barat ke timur di
kawasa kota madinah, sedangkan arah lain terdapat perkampungan penduduk dan
kebun-kebun kurma, sehingga kota madinah seolah-olah telah di bentengi.
Pasukan islam telah di siagakan di kawasan barat dan timur kota madinah. Zaid
bin haritsah membawa bendera muhajirin dan sa’ad bin ubadah membawa bendera
ansar.
Pasukan
kafir telah sampai di lereng bukit uhud, mereka mengira bahwa pasukan islam
akan menghadang mereka di tempat itu lagi, sebagaimana pada waktu perang uhud.
Namun setelah lama dan bosan menunggu, akhirnya mereka bergerak menuju madinah.
Sesampainya di gerbang kota madinah, mereka tercengang dengan taktik perang
yang dilakukan kaum muslimin. Kota madinah telah di kelilingi oleh parit yang
dalam dan lebar, lebar parit sepanjang empat meter dan dalamnya enam meter,
sehingga menyulitkan mereka memasuki kota madinah. Untuk menunggu serangan dari
pasukan islam, mereka mendirikan kemah di sekitar parit.
Beberapa
perwira kafir quraisy mencoba menerobos parit, namun ali bin abi tolib dengan
sigap membantai mereka hingga tewas sebagian lari menyelamatkan diri. Perang
tidak terjadi secara masal, melainkan hanya sekedar saling melempar panah dan
tombak.
Pasa
saat-saat mencekam dan genting seperti itu, kaum yahudi dari bani quraidzah
sengaja mengambil kesempatan dengan melanggar perjanjian, mereka bersekutu
dengan kafir quraisy untuk membasmi kaum muslimin. Untung salah seorang tokoh
Yahudi bernama Nu’aim bin Mas’ud telah masuk Islam secara sembunyi-sembunyi,
sehingga tidak diketahui oleh kaumnya. Nu’aim segra menghada Rosulullah
mengizinkannya dan ia pun segera melaksanakn tugasnya itu.
Mula-mula Nu’aim bin Mas’ud menghadap kepala suku Bani Quraidzah dengan segala
taktiknya, kemudian menghadap pembesar kafir Quraisy dan menyampaikan pendapat
kepala suku Bani Quraidzah. Maka dengan bangga Abu Sufyan segera merencanakan
penyerangan kota Madinah secara serentak pada hari sabtu, namun Bani Quraidzah
menolak dengan alasan hari sabtu bagi mereka adalah hari terlarang utnk perang.
Abu Sufyan mengancam akan menyerang balik Bani Quraidzah jika tidak mau
bersekutu, namun kepala suku Bani Quraidzah tetap pada pendiriannya.
Penyerangan atas kota Madinah pada waktu itu sangat dingin dan tidak
bersahabat. Selama menunggu di sebrang parit, banyak pasukan nkafir yang
mati dan terkena penyakit malaria, sampai tiba “Waktunya Allah menurunkan Azab
bagi mereka”.
Angin
berhembus kencang berupa angin puting beliung yang cukup besar, sehingga
memporak porandakan perkemahan mereka, suasana terasa mencekam dan mengerikan,
sampai akhirnya Abu Sufyan memutuskan untuk kembali pulang ke Mekah utnuk
menyelamatkan diri sambil berkata “ini kutukan Muhammad”.
Dengan
pulang kampungnya pasukan kafir Quraisy, berarti perang Khandak telah selesai.
Nabi dan para sahabat merasa dapat mengahdang musuh tanpa harus berpwerang,
kesuksesan perang Khandak dilukiskan dalam Al-Quran sebagai berikut :
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah
akan nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepadamu, ketika bala tentara yang
tidak pernah terlihat olehmu”. (Q.S Al Ahzab:9)
4. PERANG BANI QURAIDZAH
Seperti
tak pernah mengenal lelah, nabi dan para sahabat segera mengambil
langkah-langkah penting untuk menegakkan agama Allah. Musuh yang jauh telah
diruntuhkan, sedangkan musuh yang dekat lebih gawat dan berbahaya. Maka setelah
perang Khandak usai, Nabi dan para sahabat segera melakukan perhitungan
terhadap kaum Yahudi Bani Quraidzah yang melanggar perjanjian dengan kaum
Muslimin.
Nabi dan
pasukan Muslim segera berangkat menuju perkampungan Bani Quraidzah, untuk
mengepung kampung Yahudi tersebut sebagai balasan atas pelanggaran yang
dilaksanakannya. Ali bin Abi talib diperintahkan untuk berangkat lebih dulu
melakukan pengintaian. Sesampainya di kampung, Ali melihat tokoh penghasut dan
penghianat yahudi bernama Huyal bin Akhtab sedang berbincang dengan tokoh
lainnya. Merasa diperhatikan oleh Ali, mereka mengeraskan suaranyayang intinya
menjelek-jelekan Nabi Muhammad SAW. Ali merasa geram dan datang ke kampung
tersebut. Maka kampung Yahudi Quraidzah dikepung . selam bebrapa hari mereka
tidak bisa kontak dengan masyarakat luar, dan suasana kehidupan mereka menjadi
gawat. Akhirnya mereka melakukan negoisasi dengan pasukan Islam. Berbagai
usulkan mereka ditolak Nabi, kecuali usulan yang terakhir, yaitu mengangkat
hakim dari suku Aus yang dipilih oleh mereka sendiri.
Maka disetujuilah Sa’ad Mu’adz seorang pemuka Aus yang dulu pernah diutus
oleh nabi agar dinasehati kaum Yahudi Bani Quraidzah untuk tidak melanggar
perjanjian dan mereka menolak dan mereka bahkan menjelek-jelkan Nabi dengan
perkataan yang kotor dan nista. Kini Sa’ad itu pulalah yang mereka tunjuk
sebagai pengambil keputusan terhadap mereka.
Mula-mula sa’ad meminta semua pihak dapat mentaati keputusannya, semua
pasukan menyetujui dan menyatakan siap. Sa’ad mulai mengambil langkah-langkah,
yaitu :
Pertama : semua pasukan Yahudi berkumpul ditengah kedua
pasukan yang berhadapan dan meletakkan senjata. Pasukan Yahudi pun segera
mentaati putusan Sa’ad, mereka berbondong-bondong menuju tengah lapangan dab
meletakkan senjatanya. Setelah semua senjata terkumpul, Sa’ad mengeluarkan
putusan berikutnya.
Kedua : semua pasukan
laki-laki dewasa dihukum bunuh sedangkan perempuan dan anak-anak menjadi
tawanan.
Meskipun keputusan Sa’ad terasa pahit
oleh kaum Yahudi, namun mereka menyadari betapa besar kesalahan yang telah mereka
lakukan terhadap Nabi dan Umat Islam. Sehingga mereka rela menjalani hukuman
tanpa perlawanan.
Sedangkan Rosulullah SAW sendiri merasa
bangga dengan keputusan Sa’ad, seraya beliau berkata “ Demi yang menguasai
diriku, Allah dan orang-orang yang beriman menerima keputusan itu pula aku
perintahkan”.
Demikian sejarah perjuangan Nabi
Muhammad SAW dan para sahabatnya dalam rangka menegakkan Agama Islam,
kebenaran, keadilan dan keimanan. Mereka tidak merasa gentar menghadapi musuh
sekuat apapun, karena didalam hati mereka terdapat keimanan dan keyakinan yang
kuat terhadap Allah SWT. Demi tegaknya Agama Islam, mereka rela berkorban
pikiran, tenaga, harta benda bahkan jiwa dan raga.
B. PROFIL DAKWAH ROSULULLAH SAW PADA PERIODE MADINAH.
Setelah hijrah ke Madinah, Rosulullah SAW segera
mengubah arah dan strategi dakwahnya. Sebab profil masyarakat Madinah dan
sekitarnya berbeda dengan masyarakat Mekah yang dihadapi sebelumnya. Perubahan
arah dan strategi dakwah beliau tersebut, menjadi profil tersendiri bagi perjalanan
dakwahnya di Madinah.
Selam lebih kurang 10 th, Rosulullah SAW
berdakwah di Madinah dan berjalan dengan sukses, sehingga Agam Islam dapat kita
terima seperti sekarang ini. Kesuksesan beliau itu dapat kiat kenali dari
profil dakwah yang dibawakannya selama di Madinah, yaitu antara lain :
- menjadikan setiap kaum muslim bersaudara sesama muslim, tanp[a membedakan asal suku, bangsa, bahasa, budaya maupun lainnya. Seperti hal nya yang dilakukan beliau terhadap kaum Muhajirin dan kaum Ansar.
- bersikap tegas terhadap musuh dan berkasih sayang kepada sesamanya.
- bersikap toleran terhadap kaum Kafir yang tidak mengganggu dan mengancam keselamatn kaum muslimin, seperti halnya yang dilakukan beliau terhadap pemeluk agama Yahudi di Madinah.
- menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan untuk keutuhan bangsa dan negara.Hal itu dilakukan beliau dengan membuat piagam Madinah yang isinya adalah peraturan perundang-undangan ketertiban warga Madinah.
- bersikap adil dan bijaksana klepada semua orang, baik kawan maupun lawan, sehingga pribadinya disegani dan dihormati oleh semua orang.
C.SUBSTANSI DAN STRATEGI DAKWAH ROSULULLAH SAW PERIODE
MADINAH.
Di atas di kemukakan bahwa setibanya di
Madinah, Rosulullah SAW segera mengambil langkah-langkah strategis untuk
melakukan dakwah Islam di wilayah itu. Langkah-langkah strategis beliau ntara
lain :
- membenahi persatuan umat Islam
- membenahi bidang politik dan pemerintahan
- membenahi persatuan bangsa Madinah
- membenahi sosial ekonomi umat Islam
Langkah-langkah itu menghantarkan dakwah
Islam menjadi sukses, sehingga agama Islam sampai kepada kita, meskipun melalui
proses waktu yang sangat lama. Kegigihan dan kejeniusan Roulullah SAW dan para
sahabtnya sangat mendukung bagi9 keberhasilan dakwah Islam pada waktu itu.
Betapa mereka harus berjuang secara total dengan segala harta dan jiwa raga,
namun mereka tetap tabah dan tidak pernah menyerah. Sampai akhirnya agama Islam
mendapat tempat di kalangan masyarakat luas, bahkan dapat melintasi berbagai benua.
Strategi dakwah Rosulullah SAW di
Madinah mengacu pada satu fokus, yaitu menyebarluaskan syi’ar agama Islam ke
berbagai penjuru dunia. Maka dakwah diarahkan kepada perluasan wilayah untuk
penyebaran gama Islam. Sesungguhnya, kaum muslimin pada waktu itu, bukanlah
prajurit perang, melainkan para mubaligh dan da’i yang di periuntah Allah dan
Rosul-Nya untuk menyebarkan agama Islam di muka Bumi. Hanya saja, tidak sedikit
diantara manusia yang menentang dan melawan seruan dakwah mereka. Sehingga
mereka harus mempertahankan diri dan sekaligus memberikan pelajaran atas
kesombongan dan kedzaliman yang mereka lakukan di muka bumi.
Dengan demikian, substansi dakwah
rosulullah SAW selama periode Madinah adalah perluasan wilayah dakwah, bukan
wilayah kekuasaan. Sebab Rosulullah SAW tidak diutus untuk menjadi penguasa
atau raja, melainkan sebagai Nabi dan Rosul-Nya.
D. MENELADANI STRATEGI DAKWAH ROSULULLAH SAW PERIODE
MADINAH
Setelah kamu memahami strategi dakwah
Rosulullah SAW periode madinah, hendaknya dapat meneladani dan menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari :
- Jadikan Rosulullah SAW sebagai idola dalam kehidupan kamu.
- Baca dan pahami sejarah dakwah Rosulullah SAW sejak mulai di utus sampai khir hayatnya
- tanmkan keyakinan dalam hati bahwa meneladani akhlak dan strategi dakwah Rosulullah SAW adalah ibadah, sebab secara keseluruhan akhlak beliau adalah mulia.
- tanamkan keyakinan bahwa setiap muslim memiliki kewajiban untuk berdakwah, yaitu mengajak kepada bkebaikan dan meninggalkan keburukan.
- mulailah meneladani strategi dakwah Rosulullah SAW sekarang juga[c1]
0 komentar:
Posting Komentar